Rabu, 18 April 2012

Obat Depresan SSP : Analgetika

Obat Depresan SSP : AnalgetikaRasa sakit bukan penyakit tapi tanda atau gejala bahwa kesehatan seseorang terganggu. Pada umumnya, rasa sakit kurang mempunyai arti sebagai imagetanda peringatan maupun dalam membantu penegakan diagnosis. Dan rasa sakit dapat dikelompokkan ke dalam tiga golongan, yaitu rasa sakit di permukaan, rasa sakit di dalam, dan rasa sakit somatik. Rasa sakit di permukaan dirasakan di bagian kulit atau selaput lendir, dan pada bagian tertentu, sakitnya sangat terasa. Rasa sakit di dalam, dirasakan pada organ‑organ tubuh yang terdiri atas otot polos. Kedua golongan rasa sakit ini biasanya memerlukan obat‑obat yang dapat diperoleh dengan resep dokter.
Rasa sakit somatik, dirasakan di bagian‑bagian otot rangka, sendi, dan pembuluh‑pembuluh yang tidak jelas letaknya. Rasa sakit somatik antara lain sakit kepala, sakit gigi, pegal-pegal, artritis, dan sebagainya. Rasa sakit somatik yang tidak berat, biasanya dapat dihilangkan dengan obat‑obat penghilang rasa sakit yang dapat diperoleh tanpa resep dokter, atau dijual bebas.
Obat penghilang rasa sakit atau obat golongan analgetika dapat dibagi ke dalam dua golongan, yaitu golongan analgetika‑antipiretika (selain menghilangkan rasa sakit, juga menurunkan suhu badan) dan golongan analgetika‑antiradang
A. GOLONGAN ANALGETIKA – ANTIPIRETIKA
Dari golongan analgetika‑antipiretika yang dijual bebas, pada umumnya mengandung Asetosal, Salisilamid, atau Asetaminofen. Daya kerja ketiga obat tersebut sebagai penghilang rasa sakit dapat dikatakan sama, hanya sangat berbeda dalam menurunkan suhu badan dan daya kerja antiradang. Selain itu, untuk obat sakit kepala biasanya ditambah kofein yang dapat membantu dalam mengatasi beberapa macam sakit kepala, meskipun kofein tidak termasuk ke dalam golongan analgetika.
Asetosal
Asetosal yang mempunyai daya kerja analgetik, antipiretik, dan antiradang merupakan obat yang telah lama digunakan dan semula dimaksudkan sebagai obat antipiretika pengganti kina.
Berbeda dengan obat‑obat golongan opium dan turunannya yang digunakan sebagai obat analgetika, Asetosal tidak mempengaruhi fungsi mental dan diperkirakan bekerja pada sistem saraf pusat di bagian subkorteks. Asetosal diperkirakan mencegah sintesis dan penglepasan prostaglandin pada tempat reseptor rasa sakit. Kemampuan mencegah sintesis prostaglandin, menyebabkan Asetosal selain mempunyai daya kerja analgetik juga mempunyai daya kerja antipiretik dan antiradang. Asetosal juga mempunyai kecenderungan mengurangi daya beku darah, sehingga digunakan juga sebagai obat antikoagulan, antitrombotik, dan fibrinolitik.
Daya kerja antiradang Asetosal, yang mampu mengurangi bengkak dan pengumpulan darah di bagian tubuh tertentu, menyebabkan Asetosal banyak juga digunakan untuk mengatasi penyakit artritis.
Efek samping Asetosal yang tidak dikehendaki, antara lain menyebabkan pendarahan dan tukak lambung. Hal ini disebabkan oleh iritasi pada selaput mukosa, selain pencegahan sintesis prostaglandin yang dapat menghentikan sekresi asam lambung, mengakibatkan pendarahan.
Asetosal juga dapat menyebabkan serangan asma akut pada penderita yang alergi. Dengan demikian, bagi penderita itsma yang alergi, sangat peka dan rawan terhadap Asetosal. Sehubungan dengan pencegahan sintesis prostaglandin, efek lain dapat merangsang kontraksi rahim sehingga. akan menyebabkan komplikasi dan memperpanjang waktu persalinan. Mengingat efek samping iritasi pada lambung, untuk obat-obat yang mengandung Asetosal sebaiknya diminum setelah makan, dengan segelas air putih.
Salisilamid
Salisilamid mempunyai rumus bangun kimia yang erat hubungannya dengan rumus bangun Asetosal. Salisilamid mempunyai daya kerja analgetik, antipiretik, dan antiradang. Metabolisme Salisilamid lebih cepat dibandingkan dengan Asetosal. Dengan demikian, penggunaan Salisilamid memerlukan frekuensi dan dosis yang lebih besar. Tapi Salisilamid hanya menimbulkan efek samping sedasi yang lebih ringan.
Iritasi dan pendarahan lambung tidak menjadi masalah, pada penggunaan Salisilamid. Sehingga obat‑obat yang mengandung Salisilamid lebih aman bagi penderita yang alergi terhadap Asetosal. Salisilamid biasanya diberikan dalam campuran dengan obat‑obat analgetika yang lain.

Asetaminofen
Asetaminofen atau biasa disebut Parasetamol, mempunyai daya kerja analgetik dan antipiretik sama dengan Asetosal, meskipun secara kimia tidak berkaitan. Tidak seperti Asetosal, Asetaminofen tidak mempunyai daya kerja antiradang, dan tidak menimbulkan iritasi dan pendarahan lambung.
Sebagai obat antipiretika, dapat digunakan baik Asetosal, Salisilamid maupun Asetaminofen. Di antara ketiga obat tersebut, Asetaminofen mempunyai efek samping yang paling ringan dan aman untuk anak‑anak. Untuk anak‑anak di bawah umur dua tahun sebaiknya digunakan Asetaminofen, kecuali ada pertimbangan khusus lainnya dari dokter. Dari penelitian pada anak‑anak dapat diketahui bahwa kombinasi Asetosal dengan Asetaminofen bekerja lebih efektif terhadap demam daripada jika diberikan sendiri‑sendiri.
B. GOLONGAN ANALGETIKA-ANTIRADANG
Dari golongan analgefika-antiradang (juga disebut golongan antiradang nonsteroid) yang dijual bebas, berdasarkan Daftar Perubahan Golongan Obat No. 1, tablet yang mengandung Ibuprofen 200 mg dalam kemasan tidak lebih dari 10 tablet menjadi golongan obat bebas terbatas. Sedangkan yang mengandung 400 mg dan 600 mg dengan pembatasan jumlah obat maksimal 10 tablet, menjadi golongan obat wajib apotek.
Selain itu, sebagai obat terhadap reumatik juga digunakan obat-obat yang mengandung Asetosal dan garam Aluminum dari Asetosal, dan juga campuran Kurkuminoid dan minyak Atsiri Kurkuma. Sedangkan sebagai obat analgetika-antiradang topikal, digunakan obat‑obat yang mengandung Metil salisilat dan Dietilamin salisilat.
Ibuprofen
lbuprofen digunakan untuk mengatasi gejala yang timbul pada penyakit reumatoid artritis clan osteoartritis. Dan reaksi yang tidak dikehendaki terutama gangguan saluran cerna, yang mungkin dapat menyebabkan perdarahan dan tukak peptik. Efek samping lainnya, antara lain sakit kepala, pening, rash kulit, pruritus, depresi, mengantuk, insomnia, penglihatan kabur, dan gangguan mata lainnya. Dengan demikian, penggunaan lbuprofen perlu hati‑hati pada penderita penyakit tukak peptik, pendarahan lambung, gangguan fungsi hati dan ginjal, dan tidak digunakan bersama‑sama dengan obat antikoagulan seperti kumarin.
Penderita yang sensitif terhadap Asetosal, penderita asma dan wanita menyusui, sebaiknya tidak menggunakan obat yang mengandung Ibuprofen.

Ditulis Oleh : arimjie blog ~Arimjie Blog~ share about what I know

icon-kecil Artikel Obat Depresan SSP : Analgetika ini diposting oleh arimjie blog pada hari Rabu, 18 April 2012. Anda bisa menemukan artikel Obat Depresan SSP : Analgetika ini dengan url http://arimjie.blogspot.com/2012/04/obat-depressan-ssp-analgetika.html, Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Obat Depresan SSP : Analgetika ini sangat bermanfaat, namun jangan lupa untuk meletakkan link Obat Depresan SSP : Analgetika sebagai sumbernya.

..:: Terimakasih::..

Artikel Terkait Lainnya Seputar:



0 comments:

Posting Komentar

Mohon Berkomentarlah dengan Baik dan Sopan, tanpa harus memasang link hidup. Trims

 

Selamat Datang

Selamat datang di Arimjie Blog, saya harap anda senang berada diblog sederhana ini. Blog ini saya tulis apa adanya, ada yang muncul dari hasil pemikiran sendiri ada juga dari materi kuliah, hasil copas (tentunya diedit dulu..hehe..

Sekilas tentang Arimjie Blog

Nama lengkap saya Abd.Karim biasanya disapa Arim ato Aim saya membuat blog ini karena ingin berbagi ma teman-teman, sekaligus eksis di dunia blogger and dunia maya tentunya :p

Navigasi

Info